BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia, khususnya seorang
wanita pasti mengalami suatu kejadian yang biasa disebut dengan menopause,
karena hal ini adalah kodrat yang diberikan Allah pada setiap manusia. Keadaan
ini sebelumnya akan ditemui tanda-tanda akan terjadinya menopause. Sebelumnya saya cuplik sedikit apa yang
dimaksud dengan menopause. Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami
menopause bila yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12
bulan. Usia saat seorang wanita memasuki menopause masih menjadi perdebatan
sengit, tapi sebagai pegangan beberapa ahli di bidang menopause memberi
ancer-ancer umur antara 45-55 tahun.Lalu apa yang terjadi saat wanita memasuki
masa menopause? Untuk diketahui, gejala dan tanda menopause yang dialami seorang
wanita sifatnya sangat individual. Bagi wanita yang tahan banting, mereka tidak
akan terlalu merasakn gejala saat memasuki masa menopause, sebaliknya yang agak
“perasa” akan merasakan keluhan hebat baik fisik maupun mental. Sampai akhir abad ini di Indonesia
akan dijumpai sekitar 8-10 % lansia dan wanita lebih banyak dibandingkan dengan
pria. Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45
tahun, mengalami penuaan indung telu\r, sehingga tidak sanggup memenuhi hormon
estrogen. Terdapat peningkatan hormon FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormon
menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis.
Oleh karena itu, dipandang perlu adanya sebuah buku yang dapat membantu pembaca mengetahui hal
tersebut.Baik yang mengulas tentang menopause, penyebab dan gejalanya, jenis
dan faktornya, obat tradisional dan terapi yang dilakukan, perubahan-perubahan
yang dialami pada menopause.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut di atas, penulis dapat menarik
permasalahan dengan rumusan yang akan di bahas dalam karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian
dari menopause ?
-
Apa penyebab dan
gejala terjadinya menopause?
- Apa
jenis-jenis menopause dan faktor yang mempengaruhi?
- Bagaimana
tanda-tanda orang yang sudah mengalami menopause ?
- Obat
tradisional dan terapi apa saja yang dilakukan menjelang menopause?
- Perubahan
apa yang dialami menopause?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
- . Menambah
pengetahuan tentang menopause bagi pembaca khususnya pada
seorang wanita.
- Untuk
mengetahui secara jelas faktor dan penyebab terjadinya menopause.
- Untuk
mengembangkan penulis mengungkapkan maksud pengarang yang terdapat dalam karyanya, sehingga pembaca
betul-betul paham sesuai penghayatan
yang dilakukan pembaca.
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk mendapatkan
pengetahuan tentang menopause, tanda-tanda yang dialami orang yang sudah
mengalami menopause, faktor dan penyebabnya, dan terapi yang digunakan.
1.5 Metode Penulisan
Dalam menyusun karya
tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode. hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
teori yang diajarkan pada buku–buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis
serta mencari sumber – sumber yang ada
pada buku referensi.
Adapun dalam pengolahan data, metode yang
dipakai adalah sebagai berikut:
1. Studi
Kepustakaan
Mengambil pengertian dari buku yang sudah ada dengan harapan
karya tulis ini tidak menyimpang dari pengertian yang sudah ada sebelumnya.
2. Metode
Analisis Data
Analisis yang dilakukan penulis dalam karya tulis ini adalah dengan cara:
a. Metode
Deduktif
Yaitu pola penalaran yang dikembangkan dengan merumuskan gagasan umum
terlebih dahulu, kemudian dijelaskan dengan sejumlah gagasan khusus.
b. Metode
Induktif
Yaitu pola penalaran yang disusun dengan menulikan paragraf yang berisi
gagasan-gagasan khusus terlebih dahulu, baru diakhiri gagasan umum.
3. Menggunakan
sumber-sumber yang ada dari internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini
penulis membagi atas beberapa bab dan tiap-tiap bab penulis bagi beberapa
bagian. Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah :
a. Bagian
formalitas, terdiri dari halaman judul, abstraksi, halaman pengesahan, halaman
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar.
b. Bagian
isi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang
Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB
II Landasan
Teori, meliputi: pengertian dari menopause.
BAB III Pembahasan meliputi : penyebab dan
gejala terjadinya menopause, jenis-jenis
menopause dan faktor yang mempengaruhi, tanda-tanda menopause, perubahan-perubahan
yang dialami, terapi dan obat
tradisional yang digunakan pada menopause.
BAB IV Penutup meliputi : simpulan, saran,
dan kata penutup.
c. Bagian
akhir, berisi daftar pustaka yang digunakan penulis dalam mencari resensi buku
dan terdapat glosarium untuk mempermudah pembaca mengetahui kata-kata sulit.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata “ mens “ yang artinya siklus menstruasi
dan
“pausis” yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat menopauase
merupakan masa berhentinya siklus menstruasi pada seorang wanita.
Menopause adalah
berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi secara fisiologis pada siklus menstruasi
yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat
menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai
satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga
ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti
misalnya monyet rhesus dan sejumlah cetacean.
Menopause dalam biologis merupakan akhir dari siklus kebutuhan menstruasi
seorang wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun keatas.
Menopause berdasarkan definisi,
adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan
merupakan diagnosis yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenore selama
12 bulan. Menopause terjadi rata-rata 51 tahun dan buku-buku sejarah
mengungkapkan bahwa rata-rata usia tersebut tidak berubah setelah berabad-abad.
Sebagian besar wanita di Inggris dapat mengantisipasi bahwa mereka akan
menghabiskan paling sedikit sepertiga dari usia mereka dalam keadaan
pascamenopause karena pada abad terakhir ini terjadi peningkatan mencolok usia
harapan hidup rerata wanita menjadi sekitar 80 tahun.
Fase transisi fluktuasi fungsi
ovarium yang terjadi di sekitar waktu perdarahan menstruasi terakhir dari
seorang wanita dikenal sebagai “ perimenopause “ atau “klimakterik “. Bagi sebagian besar wanita, fase
ketidakteraturan menstruasi ini
berlangsung sekitar 2 sampai 3 tahun walaupun sebagian wanita menyadari
bahwa awitan gejala yang dikaitkan dengan
menopause terjadi jauh lebih dini. Wanita secara universal menyebut fase
klimakterik sebagai “mengalami menopause”.
Selama masa transisi ini, ovarium
mulai melemah sehingga tingkat gairah seksualpun semakin menurun secara alami
dari hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas
siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur kedalam tuba
falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki
pengaruh cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun
psikologis ( emosional ).
Hormon progesteron berfungsi mengawasi
menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi.Ketika
menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak
menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa
bulan. Pada usia 40 tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause
mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya, bahwa pada usia 40 tahun
banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan
pada usia 44 tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih
pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan atau lebih
lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya.
Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa
disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Kecuali
mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Penyebab dan Gejala Terjadinya Menopause
3.1.1 Penyebab Terjadinya Menopause
Menopause
merupakan
berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu titik balik
dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi kesejahteraan
hidup perempuan.
Adapun
penyebab terjadinya menopause adalah sebagai berikut:
a.
Usia merupakan pemicu utama menopause
Kondisi ini merupakan sisi lain
dari pubertas, akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya fungsi
ovarium. Selain itu, menopause juga disebabkan operasi tertentu dan pengobatan
medis. Penanganan medis ini termasuk pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan
terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa mengangkat ovarium kemungkinan
tidak akan memicu menopause. Berdasarkan
data dari National Institute on Aging, rata-rata perempuan mengalami
menopause secara alami di usia 51. Tapi menopause bisa mulai lebih awal.
Beberapa perempuan mulai mengalami menopause di usia 40 dan sangat sedikit
perempuan yang menopause di akhir usia 60an.
b.
Perempuan yang merokok
Cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.
Cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.
c.
Sebelum menopause (perimenopause)
Menopause alami terjadi secara
bertahap. Ovarium tidak berhenti dengan tiba-tiba, tetapi melambat secara
perlahan. Masa perubahan ke menopause dikenal dengan perimenopause. Selama masa
perimenopause, Anda masih memiliki kemungkinan hamil. Meskipun menstruasi tidak
bisa diprediksi, ovarium masih berfungsi dan Anda masih biasa ovulasi.
3.1.2 Gejala- Gejala pada Menopause
Begitu menopause mendekat, periode
menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap
perempuan. Ada yang semakin pendek atau lama, semakin banyak atau berkurang,
dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara periode. Perubahan
seperti ini normal. Tapi jika Anda mengalami perdarahan berat atau jarak
periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Berikut gejala
lain menopause:
a.
Hot flashes (kilas panas)
Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot
flashes merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah
serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di
dada, punggung dan lengan.
Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan
perasaan dingin. Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan
antara 30 detik hingga 10 menit. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan
mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur,
menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.
b.
Gangguan tidur
Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa
mengganggu tidur dan menyebabkan munculnya keringat. Cobalah trik berikut:
- Gunakan kipas angin di kamar Anda
- Hindari
selimut tebal
- Kenakan pakaian dari katun ringan atau
material tipis lainnya di malam hari
- Sediakan
kain basah di dekat Anda.
Dengan
begitu, Anda bisa langsung mendinginkan diri begitu kilas panas muncul.
c.
Gangguan seks
Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya
vagina. Hal ini akan `membuat hubungan intim terasa sakit. Cobalah menggunakan
pelumas (lubricant) larut dalam air. Selain itu, menopause juga bisa
mengubah libido. Jika gangguan seks ini muncul, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
d. Kontrol
gejala kronis
Jika gejala-gejala menopause Anda mengganggu
aktivitas, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda
mempertimbangkan perlu tidaknya terapi
hormon dan obat yang diresepkan lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa
perimenopause, antidepressant, obat tekanan darah, krim vagina serta terapi
lainnya. Selain itu, dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup,
seperti diet,olahraga,tidur dan mengontrol stres.
e. Terapi hormon pengganti
Terapi ini bisa meredakan gejala
-gejala menopause. Dokter bisa membantu memilih beragam produk yang tersedia.
Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) menganjurkan penggunaan produk
dosis rendah dan dalam waktu sesingkat mungkin.
Hal ini karena studi telah
menemukan bahwa penggunaan terapi pengganti hormon jangka panjang bisa
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, pengentalan darah dan kanker
payudara.
3.2
Jenis-Jenis Menopause dan Faktor yang Mempengaruhi
Jenis-jenis menopause ada 2 yaitu :
1.
Menopause
premature
2.
Menopause
terlambat
Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
a. Usia saat haid pertama kali ( menarch)
b. Faktor psikis
c. Jumlah anak
d. Usia melahirkan
e. Pemakaian kontrasepsi
f. Merokok
g. Sosial ekonomi
3.3 Tanda-tanda
orang yang sudah mengalami menopause yaitu :
1.
Rambut kusut
mulai timbul
2.
Kulit kehilangan
daya elastisitasnya
3.
Tulang
kehilangan zat kapur, tulang punggung terpengaruh karenanya
4.
Buah dada
menjadi gepeng dan terkulai
5.
Kemungkinan
gangguan dalam peredaran darah menjadi bertamba
6.
Kendurnya indung
telur dan rahim
7.
Dinding vagina
tipis dan peka terhadap singgungan
3.4
Obat Tradisional dan Terapi Menjelang Menopause
Menjelang menopause sering
disertai jantung yang berdebar diatas keadaan normal, kepala pusing, banyak
keluar keringat, sesak nafas, susah tidur di malam hari, perasaan tidak nyaman,
murung, dan darah haid yang keluar bertambah banyak.
Pengobatan:
1. Ketika
wanita sudah merasakan gejala peralihan ini, hendaknya ia mengurangi bahkan sebaiknya
berhenti mengonsumsi daging untuk beberapa bulan ke depan. Perbanyak makan
sayuran terutama kangkung. Usahakan dapat buang air besar secara teratur setiap
hari.
2. Banyak
istirahat dengan posisi tiduran, buatlah baluran dari daun dadap serep yang ditumbuk halus kemudian gunakan
untuk tapal perut bagian bawah. Untuk menenangkan pikiran minumlah air figure
1
rebusan daun pegagan (kaki kuda) setiap hari.
3. Jika
darah haid yang keluar terlalu banyak, minumlah salah satu ramuan berikut:
Resep 1 bahan-bahannya:
a. Daun sarap (keji
beling / sambang getih / sambang darah) 3 lembar
b. Adas 5 butir
c. Kulit kayu
pulosari 1/4 jari tangan
d. Air matang
secukupnya
Cara
membuat:
Daun sarap, adas, dan pulosari yang
telah dicuci ditumbuk halus. Tambahkan air matang, aduk merata, lalu disaring.
Minum ramuan ini langsung habis sebelum makan.
Resep 2 dengan pacar cina
bahan-bahannya:
a. Daun pacar cina 1
genggam
b. Air mendidih 1
gelas
Cara meramu :
Masukkan daun pacar cina pada gelas
yang berisi air mendidih, biarkan hingga dingin, lalu saring. Minum hasil
saringan ini semuanya, sebelum makan.
Terapi:
Terapi gejala-gejala menopause dengan obat selain
estrogen sering dianjurkan tetapi umumnya hasilnya kurang memuaskan.Sebagian
besar studi mengenai terapi alternatif untuk gejala menopause nyata
memperlihatkan respons placebo.
1. Terapi
nonhormon
a. Obat
antihipertensi (50 ug dua kali sehari) efektif dalam penatalaksanaan jangka
pendek gejala-gejala vasomotor tetapi sebagian besar wanita mendapat bahwa efek
menguntungkan tersebut lebih cepat.
b. Obat
penenang dan antidepresan sudah luas penggunaannya pada wanita dengan masalah
klimakterik tetapi, tanpa penyakit psikiatrik yang nyata, obat-obat ini
sebaiknya ditunda sampai TSH telah dicoba.
c. Terapi
progesteron dibuktikan memiliki sedikit
efek menguntungkan pada gejala kulit
kemerahan dan panas tiba-tiba, tetapi sering timbul efek samping yang
mengganggu.
2. Terapi
estrogen
Karena gejala menopause disebabkan oleh defisiensi estrogen, maka terapi yang logis adalah dengan sulih estrogen. Dalam preparat TSH kombinsi untuk wanita yang uterusnya masih utuh, dilakukan penambahan progesteron ke estrogen untuk mencegah berkembangnya penyakit endrometrium. Estrogen yang digunakan dan TSH kovensional disebut “alami” karena menghasilkan estrogen plasma yang identik dengan yang dihasilkan oleh ovarium pramenopause.
Karena gejala menopause disebabkan oleh defisiensi estrogen, maka terapi yang logis adalah dengan sulih estrogen. Dalam preparat TSH kombinsi untuk wanita yang uterusnya masih utuh, dilakukan penambahan progesteron ke estrogen untuk mencegah berkembangnya penyakit endrometrium. Estrogen yang digunakan dan TSH kovensional disebut “alami” karena menghasilkan estrogen plasma yang identik dengan yang dihasilkan oleh ovarium pramenopause.
3.5 Perubahan yang Dialami Pada
Menopause
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan
berbagai perubahan pada fisik dan psikis.
1. Perubahan
Kejiwaan
Perubahan kejiwaan yang dialami
seorang wanita menjelang menopause meliputi: merasa tua, tidak menarik lagi,
rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga
jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa
takut bahwa suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit
mencapai kepuasan ( orgasme ), mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak
menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
2. Perubahan
Fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita
mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi
kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari, menimbulkan pigmentasi, pada kulit
tumbuh bintik hitam. Otot bawah kulit tubuh muka mengendor sehingga jatuh dan
lembek.Kelenjar kulit kurang berfungsi,sehingga kulit menjadi kering dan
keriput.Perubahan pola maka dianjurkan
menjurus
kearah makanan yang mengandung banyak serat. Juga terjadi perubahan pada usus
halus dan besar.
Perubahan wanita menuju masa baya
antara 50-65 yaitu:
- Fase
pra –menopause ( klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan
mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan,
terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia
48-55 tahun.
- Fase manopause
- Panea-menopauase
( senium )
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita
beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik.Keluhan makin berkurang.
Langkah untuk menghambat proses penuaan kulit yaitu
:
1. Jangan terlalu gemuk
sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara.
2. Hindari sebanyak
mungkin sinar matahari, karena ultraviolet dapat merusak
kulit dan menimbulkan kanker kulit.
3. Kelancaran peredaran
darah kulit dengan mengurangi kulit keriput melalui meningkatkan aktivitas fisik dan masase (
salon kecantikan ).
4. Dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilakukan masase diri sendiri atau kesalon kecantikan dan
memberikan pelembab kulit, sehingga tampak terpelihara.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan
yang telah dipaparkan diatas, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Secara
garis besar, menopause adalah
berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi secara fisiologis pada siklus menstruasi
yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan.
2. Salah satu
faktor penyebab terjadinya menopause yaitu usia, dimana rata-rata seorang
wanita mengalami menopause terjadi pada usia 45 tahun keatas.Selain itu,
perempuan yang mempunyai kebiasaan merokok, cenderung mengalami menopause lebih
awal dibanding tidak merokok.
3. Gangguan-gangguan
yang dialami pada menopause antara lain: perasaan panas, gangguan tidur dan seks.
4. Sebelum
seseorang dikatakan telah mengalami menopause, terlebih dahulu akan dijumpai
beberapa tanda dan perubahan yang akan dialami oleh wanita pada fisik dan
psikologisnya (kejiwaan).
5. Menopause
dapat dicegah lebih dini dengan berbagai terapi, diantaranya dengan terapi nonhormon, terapi estrogen,dan
menanamkan pola hidup sehat.
4.2 Saran
Berdasarkan
simpulan diatas, penulis mempunyai beberapa saran diantaranya:
1.
Agar para pembaca dapat mengenal menopause terutama pada seorang wanita.
2.
Alangkah baiknya seorang wanita dapat
mencegah menopause lebih dini dengan menanamkan pola hidup sehat.
3.
Diharapkan oleh karena proses alami, tidak perlu menjadi penyulit yang lebih
memberatkan suasana menjalani hari tua.
4.
Mensyukuri nikmat Allah dengan menganggap bahwa menopause merupakan kodrat
alami.
5.
Meskipun secara fisik sudah tua, tetapi jiwa muda tetap tertanam.
4.3 Kata Penutup
Alhamdulillah karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa ada hambatan
yang berarti. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat
banyak kekurangan. Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini. Hanya kepada Allah
SWT penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Glasier,
Anna dan Ailsa Gebbie. 2005. Keluarga
Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Ikarowina
Tarigan. 2010. “Mengenal Gejala Menopause dan Cara Mengatasi”,(Online (http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/04/06/2361/13/Mengenal-Gejala-Menopause-dan-Cara-Mengatasidiakses
21 Desember 2011).
Mafrukhi
(Edukatif). 2007. Kompeten Berbahasa
Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Manuaba,
Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Arcan.
MenoHerbs.2009.”Wikipedia_Menopause”,(Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause, diakses 21
Desember 2011).
Supriyanto,2011.”Menopause-Dini”,(Online),(http://herba-therapy.blogspot.com/2011/07/obat-tradisional-keluhan-menopause.htmlmenopause-dini,531,diakses 21 Desember 2011)